Materi Virus

  • Posted by : Wahyu Dimas Minggu, 18 November 2018


    JUJUR

    A. MEMAHAMI MAKNA KEJUJURAN

    1. PENGERTIAN JUJUR

    Kata jujur dalam bahasa Arab semakna dengan as-sidqu atau siddiq yang berarti benar, nyata atau berkata benar. Lawan kata jujur adalah dusta, dalam bahasa Arab adalah al-kadzibu.Menurut istilah, jujur atau as-sidqu bermakna sebagai berikut.
    • Kesatuan antara ucapan dan perbuatan.
    • Kesesuaian antara informasi dan kenyataan.
    • Ketegasan dan kemantapan hati.
    • Sesuatu yang baik yang tidak dicampuri kedustaan.

    2. PEMBAGIAN SIFAT JUJUR

    Menurut imam Al-Gazali, sifat jujur atau benar (siddiq) dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
    Jujur dalam niat atau berkehendak yaitu tiada dorongan bagi seseorang dalam sengaja tindakan dan gerakannya selain dorongan karena Allah SWT.
    Jujur dalam perkataan (lisan) yaitu kesesuaian antar berita yang diterima dengan yang disampaikan. Menempati janji termasuk jujur dalam perkataan.
    Jujur dalam perbuatan/amaliah yaitu beramal dengan sungguh-sungguh sehingga perbuatan jahimnya tidak menunjukan sesuatu yang ada dalam batinnya dan menjadi tabiat bagi dirinya.
    Sebagai seorang mukmin harus membiasakan diri berperilaku jujur karena jujur identik dengan kebenaran, sedangkan kebenaran akan membawa seseorang mukmin ke surga. Dengan kata lain, prilaku jujur akan menghantarkan pelakunya menuju kesuksesan dunia dan akhirat. Sifat jujur adalah salah satu sifat wajib yang dimiliki oleh setiap nabi dan Rasull. Artinya, orang-orang yang hidupnya selalu istiqomah mempertahankan kejujuran, sesungguhnya ia telah memiliki separuh dari sifat kenabian.

    B. AYAT-AYAT AL-QURAN DAN HADIST TENTANG PERINTAH BERLAKU JUJUR

    1. QS. Al-Maidah, 5:8 
    a. Terjemahan
    “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah (5): 8)
    b. Kandungan S. Al-Maidah, 5:8
    • Perintah agar orang beriman menjadi penegak kebenaran/ keadilan karena Allah SWT. Bukan karena manusia atau mencari popularitas.
    • Perintah agar orang beriman melaksanakan amal dan pekerjaan dengan cermat dan jujur kaena Allah SWT.
    • Perintah agar menjadi saksi yang adil dan tidak curang.
    • Larangan karena alasan benci kemudian berlaku tidak adil pada orang lain.
    • Perintah berlaku adil, kaena adil adalah sifat orang yang bertaqwa kepada Allah SWT.
    2. QS. At-Taubah, 9:119
    يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَكُونُوا۟ مَعَ ٱلصَّٰدِقِينَ
    “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”
    Kandungan  QS. At-Taubah, 9:119
    • PerintahAllah SWT kepada orang beriman agar bertaqwa kepada Allah SWT.
    • Perintah untuk mencari teman/sahabat atau menjalin hubungan dengan orang yang benar .
    3. Hadis dari Abdullah bin Mas’ud ra
    Terjemahan : Diriwayatkan dari Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).’”  (HR. Muslim)
    b. Kandungan Hadis
    • Perintah berlaku jujur karena kejujuran menuntun kepada kebenaran dan kebenaran menuntun ke surga.
    • Orang yang berlaku jujur dan selalu jujur dicatat disisi Allah SWT sebagai orang yang jujur.
    • Larangan berlaku dusta karena dusta menuntun kepada kejahatan dan kejahatan menuntun ke neraka.
    • Orang yang dusta dan selalu dusta dicatat di sisi Allah SWT sebagai pendusta.
    Adapun pelajaran yang bisa diambil dari hadist diatas adalah sebagai berikut.
    • Kejujuran termasuk Akhlaq terpuji yang dianjurkan oleh islam.
    • Diantara ajaran islam adalah setiap orang hendaknya berkata sesuai dengan isi hatinya.
    • Jujur merupakan sebaik-baik modal dan sarana keselamatan di dunia dan di akhirat.
    • Seorang mukmin yang bersifat jujur dicintai Allah SWT dan manusia.
    • Membimbing rekan lain bahwa jujur itu jalan keselamatan di dunia dan di akhirat.
    • Menjawab secara jujur ketika ditanya pengajar tentang penyebab kurangnya melaksanakan kewajiban.
    • Dusta merupakan sifat buruk yang dilarang islam.
    • Wajib menasihati orang yang mempunyai sifat dusta.
    • Dusta merupakan jalan yang menuntun ke neraka.

    C. CIRI-CIRI PERILAKU JUJUR

    1. Berkata terus terang
    2. Berbuat sesuai aturan.
    3. Berani mengakui kesalahan.
    4. Bertanggungjawab.
    5. Berani minta maaf.

    D. MANFAAT PERILAKU JUJUR

    1. Memiliki perasaan enak dan hati tenang, karena ia tidak takut akan diketahui kebohongannya.
    2. Mendapatkan keberkahan dalam usahanya.
    3. Mendapat pahala seperti pahala orang syahid di jalan Allah SWT.
    4. Selamat dari bahaya. Orang yang jujur walaupun awalnya ia merasa berat, pada akhirnya dia akan selamat dari berbagai bahaya.
    5. Dijamin masuk surga.
    6. Dicintai oleh Allah SWT dan Rasull-Nya serta disenangi manusia.

    E. MENERAPKAN PERILAKU JUJUR

    Penerapan perilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat adalah sebagai berikut.
    1. Meminta izin atau berpamitan kepada orang tua ketika akan pergi kemanapun.
    2. Tidak meminta sesuatu di luar kemampuan kedua orang tua.
    3. Mengembalikan uang sisa belanja, meskipun kedua orang tua tidak mengetahuinya.
    4. melaporkan prestasi hasil belajar, meskipun dengan nilai yang kurang memuaskan
    5. Tidak memberi atau meminta jawaban kepada teman ketika sedang ulangan atau ujian sekolah.
    6. Mengatakan dengan sejujurnya alasan keterlambatan datang atau ketidakhadiran ke sekolah.
    7. Mengembalikan barang-barang yang di pinjam dari teman atau orang lain meskipun barang tersebut tampak tidak begitu berharga.
    8. memenuhi undangan orang lain  ketika tidak ada hal yang dapat menghalanginya.
    9. Tidak menjanjikan sesuatu yang kita tidak dapat memenuhi janji tersebut.
    10. Mengembalikan barang yang ditemukan kepada pemiliknya atau melalui pihak yang bertanggungjawab.
    11. Membayar sesuatu sesuai dengan harga yang telah disepakati.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © Wahyu Dimasdi Putra - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -